Halaman

Senin, 27 November 2017

REAL OF LIFE PART 2



Dalam hidup ini, pasti ada saat dimana kita bahagia, sedih, ingin sendiri bahkan merasa sendirian. Tapi satu hal yang tidak boleh kita lupa kawan…
Ada Allah , tuhan semesta alam
Allah yang memberi kita rasa bahagia
Allah yang dengan mudahnya membolak-balikan hati kita
Jangan sampai kau lupakan itu, jika kau merasa doa’mu tak kunjung Allah jawab…
Hapuslah perasaan dan pikiran tersebut, sesungguhnya Allah maha tau segalanya. 
Apa yang kau pikirkan dan yang kau butuhkan. Janganlah kamu menilai suatu sisi menurut pandanganmu, karena pandangan manusia  hanya tertuju pada saat ini. 
Hanya Allah yang maha tahu bagaimana yang terjadi kedepannya.
Kita hanya perlu sabar dan ikhlas serta tawakal.
Allah-lah yang menguasai semua yang ada di langit maupun di bumi. Jangan pernah sombong dengan apa yang kamu miliki sekarang
Harta, kecerdassan, paras, dan keberuntungan yang saat ini kamu terima didunia, itu hanyalah titipan. Dan sewaktu-waktu bisa Allah ambil dengan sangat cepat. Jangan merasa bangga dan bahagia jika kita dieri kemudahan didunia, karena sesungguhnya itu bisa saja ujian untuk kamu.

REAL OF LIFE PART 1



 PERTEMUAN SINGKAT YANG BERMAKNA

Pernahkah engkau melihat sekelilingmu, tanpa kita sadari banyak sekali orang-orang yang belum merasakan kebahagiaan dunia....
Pernahkah engkau bertanya pada dirimu sendiri,  selama hidupmu apa saja yang engkau telah beri kepada orangtua, orang lain, teman dan banyak hal lainnya....
 Pernah suatu waktu aku melihat  seorang kakek yang tidak punya rumah, kakek itu bahkan tak memiliki uang untuk kembali kekampung halaman, saat hujan turun kakek itu kehujanan tapi dia tetap tertidur lelap. Bajunya kerap kali dibuang oleh pemilik toko yang mngkin menurut mereka itu mengganggunya, tapi kakek itu tetap sabar. Dengan celana panjang dan tongkat yang ia punya ia terus mecari dan terus berharap ada orang yang mau memberinya pekerjaan. Belajar dari seorang kakek tua itu membuat aku lebih bersyukur. Yang aku kagumi dari kakek itu tak pernah terlintas dibenaknya untuk meminta-minta.
Sampai saat ini aku belum pernah bertemu dengan kakek tua yang memberikanku banyak arti kehidupan. Dimanapun engkau saat ini, semoga allah selalu melindungimu, dan terimakasih telah membuat aku menjadi orang yang lebih bersyukur atas nikmat tuhan.

LUBNA DEJA VU



Judul buku          : Lubna Déjà vu                                                                             
Penulis                 : Fani Krismawati                                                                              
Penerbit              : Abdika Press


Lubna Déjà vu

Lubna adalah seorang anak kecil yang punya impian untuk memiliki sebuah peternakan lebah, seperti peternakan lebah tempat ayahnya biasa bekerja. Peternakan tersebut milik juragan Homidun, yang terkenal akan usaha madu lebahnya. Aku sering bermimpi, suatu hari kelak akan memiliki peternakan seperti milik juragan Homidun.
Aku menemukan sebuah misteri di balik pohon yang kutemukan. Aku bertemu sosok anak kecil yang misterius. Dia adalah temanku, namanya Jana. Dia selalu menemaniku bermain dan kami merawat pohon tersebut bersama. Aku tidak ingin pohon tersebut di miliki oleh orang lain. Aku sangat berhati-hati menyimpan rahasia ini. Sampai pada akhirnya karena aku selalu pergi untuk sekedar melihat dan menjaga pohon itu aku rela bolos sekolah. Hal tersebut  membuat orangtuaku sangat marah, atau bisa dikatakan marah besar. Aku dipindahkan ke Surabaya oleh orangtuaku. Hatiku sangat sedih karena, jika aku pergi tidak ada yang mengurusi pohon kesayanganku. Karena aku tidak mau pohon itu sendirian aku meminta Jana untuk menjaga dan selalu menyirami pohon itu.
Hari berlalu, dan waktu terus berjalan sampai pada saatnya aku beranjak dewasa. Aku mempunyai seorang kekasih dia bernama Bayu. Saat aku di Surabaya aku sangat merindukan masa kecilku dulu. Aku penasaran dengan kabar sobatku itu. Seperti apa dia sekarang?. Kerinduan aku terbalas karena jana mengirimiku surat. Aku pun membacanya satu-persatu, dan apa yang ku dapat. Misteri tentang jana mulai terungkap. Aku mengetahui bahwa Jana bukanlah manusia sepetiku dia Hantu. Aku sangat terkejut. Tapi entah kenapa, aku tidak merasa takut padanya. Mungkin karena kami sudah saling mengenal sejak kecil.
 Tiba-tiba orangtuaku menelpon, mereka menyuruh aku pulang ke desa. Saat aku mendengar kalimat-kalimat itu hatiku sangat gembira. Karena aku sudah merindukan pohon kesayanganku termasuk Jana. Setibanya aku di desa aku mengetahui bahwa aku akan di jodohkan dengan anaknya juragan Homidun, dia bernama Nawai. Aku sangat kecewa dengan orangtuaku. Aku tidak menginginkan perjodohan ini.
Kekasihku, bayu tiba-tiba datang ke desaku. Aku sangat terkejut hari-hariku penuh dengan kegelisahan. Satu sisi aku tidak ingin membuat kecewa orangtuaku, di sisi lain aku tidak mencintai Nawai. Akan tetapi, seiring dengan berjalanya waktu. Ada sesuatu yang kutemukan dalam diri Nawai. Aku memutuskan untuk berpacaran diam-diam dengan bayu. Dengan adanya bayu disampingku misteri jana  mulai terungkap, kami membaca sampai selesai surat yang diberikan Jana padaku. Ternyata juragan Homidun yang bertanggung jawab atas kematian jana, dan juragan Homidun pula yang menyekap ibu Jana. Kejadian itu, membuat ayahku marah dan berhenti sebagai pekerja juragan homidun. Ayahku sekarang mulai merintis usahanya sendiri, dia tidak lagi membangga-banggakan juragan homidun. Jurangan homidun mendapatkan balasan yang setimpal, dia sekarang masuk penjara atas perbuatan yang keji yang pernah ia lakukan pada Jana dan ibunya. Akhirnya kuburan liar itu ditemukan, kuburan tersebut adalah kuburan Jana. Sekarang Jana benar-benar sempurna dia telah di mandikan dan disolatkan. Permintaan terakhirnya padaku dia ingin dikuburkan di lereng bukit karena pemandangan disana sangat indah dan damai. Jana akhirnya dapat hidup dengan tentram. Akan tetapi, aku sekarang tidak bisa bertemu denganya lagi. Aku memutuskan pergi ke Surabaya dengan bayu. Entah kenapa aku merasakan rasa yang berbeda pada bayu. Rasa itu perlahan-lahan mulai hilang tanpa jejak. Aku malah sering memikirkan Nawai. Aku sangat merindukanya. Aku tahu dia akan selalu menunggu kedatanganku.
Waktu berlau, aku memutuskan untuk berziarah ke makam Jana dan sekaligus merayakan ulang tahunku. Sore itu, aku pergi ke pohon berdoya, pohon dimana aku dan Jana sering bermain. Tiba-tiba terdengar kata “Hati, apakah kau tahu tentang sebuah persaan? Menggelora, tapi menyakitkan. Carikanlah aku sebuah tempat. Untuk menangis tanpa ramai. Sepi, ucap laki-laki bertudung itu. Dan betapa terkejutnya aku setelah melihat sosok laki-laki bertudung itu dia adalah Nawai. Kami bedua tersenyum bahagia sambil melihat terbenamnya senja sore. Senja hari ini, daun-daun kembali berguguran, sosok Jana berdiri di atas pohon sambil melihat aku dan Nawai. Sosok jana terbang ke atas langit dan menjemput kembali alamnya. Kemudian ia menembangkan syair, kutanya pada mentari, kapan kau akan terbenam? Setelah senja melahapmu menjadi malam. Kutanya pada mentari, kenapa begitu singkat? Namun tak sesingkat kisah cintaku. Menanti dalam penantian. Lembah penantian.